Ilustrasi gula. Foto: MI/Fransisco Carollo Hutama Gani
Jakarta: Harga gula, bahan pangan pokok yang harganya diawasi pemerintah tetapi yang pasokannya banyak bergantung pada impor, mulai merangkak naik.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies Hasran menyebutkan beberapa penyebab kenaikan harga pangan karena kenaikan harga harga global, serta kekhawatiran akan dampak El Nino.
“Kenaikan harga gula di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga gula dunia, kenaikan biaya produksi terkait pupuk dan tenaga kerja, kekhawatiran dampak El Nino pada panen tebu 2023-2024 serta penetapan harga beli di tingkat petani oleh pemerintah yang lebih tinggi,” ujar Hasran dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 September 2023.
Ia menjelaskan, harga gula rata-rata sudah naik sebesar Rp500 per kilogram di tingkat konsumen. Harga gula telah terpantau naik diatas harga acuan penjualan ditingkat konsumen yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional yang sebesar Rp14.500-Rp15.500 tergantung wilayahnya.
Baca juga: Kian Mahal, Harga Beras Kemasan 5 Kg di Palu Capai Rp65 Ribu
Sementara itu, Indonesia masih banyak bergantung pada impor untuk pasokan gulanya dan harga gula di pasaran internasional sudah meningkat dalam dua bulan terakhir akibat penurunan produksi di beberapa negara produsen utama seperti India, Thailand, dan Brasil.
Pada 2023 ini kebutuhan gula dalam negeri diperkirakan sebanyak enam juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri hanya mampu mensuplai sebanyak 2,2 juta ton hingga perlu dipenuhi melalui pengadaan dari luar negeri.
"Ketergantungan pada impor ini terus meningkat sejak 2014," kata dia.
Sementara itu produksi dalam negeri juga cenderung berkurang seiring dengan penurunan luas lahan tebu di Indonesia.
Kenaikan harga pupuk
Selain itu, Hasran juga menyebutkan, kenaikan harga pupuk di pasar internasional turut beri andil dalam peningkatan harga gula sementara kekhawatiran El Nino akan mempengaruhi panen tebu di 2023-2024 membuat pasar merespon dengan peningkatan harga sejak dini.
Badan Pangan Nasional juga telah meningkatkan harga pembelian di tingkat petani sebesar Rp100 menjadi Rp12.500 per kilogram merespons kenaikan harga gula internasional.
Untuk mengamankan pasokan gula dalam negerinya, menurutnya, pemerintah perlu meningkatkan produksi, termasuk dengan produktivitas yang lebih baik melalui penggunaan teknologi modern, penggunaan benih tebu berjenjang serta penataan varietas.
Pemerintah juga sebaiknya melakukan diversifikasi sumber impor gula. Saat ini sebagian besar impor gula Indonesia berasal dari Thailand, India, dan Brasil, produsen-produsen yang kini sedang mengalami penurunan produksi.
Di samping itu, diversifikasi sumber impor dapat menyasar negara-negara penghasil gula lainnya seperti Meksiko, Pakistan, Amerika Serikat, Columbia, Guatemala, dan Filipina.
"Diversifikasi ini dapat menjadi solusi ketika negara sumber impor utama mengalami penurunan produksi," sebut dia.