NEWSTICKER

Fact Check: Kronologi Terbongkarnya Pembunuhan Berantai Mbah Slamet

N/A • 5 April 2023 14:31

Kasus pembunuhan berantai bermotif penggandaan uang kembali terjadi Indonesia, kali ini pelaku berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Pelaku berhasil menghabisinya nyawa 12 korbannya dengan menggunakan racun dan obat penenang.

Tohari alias Mbah selamet membunuh para korban yang menagih hasil penggandaan uang menggunakan racun potasium. Setelah dibunuh, ia menguburkan para korban di satu lokasi yang sama, yakni di Desa Balun.

Kejadian bermula saat korban pertama, Paryanto mendatangi rumah Tohari di Banjarnegara, 20 Maret lalu. Paryanto sempat mengirimkan pesan singkat bahwa ia telah berada di rumah sang dukun. Ia juga meminta pihak keluarga untuk lapor ke polisi jika tidak ada informasi lanjutan dari dirinya.

Tiga hari berselang, Paryanto dinyatakan hilang kontak. Mendapati hal itu, pihak keluarga lantas melaporkan ke polisi. Polisi segera menindaklanjuti aduan itu dan mendatangi kediaman Tohari.

Berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian, polisi berhasil menemukan jenazah Paryanto yang dikubur di sebuah lahan ditengah kebun, Sabtu (1/4/2023). Polisi terus mendalami temuan jenazah itu dan menemukan sembilan jenazah yang juga dikubur bersebelahan.  Tak sampai disitu, polisi terus membongkar gundukan tanah itu dan kembali menemukan dua jenazah yang diduga suami istri.

Dengan demikian, Tohari terbukti telah menghabisi sebanyak 12 nyawa korbannya. Polisi masih menduga, jumlah korban masih terus berambah.

Tohari melakukan aksinya dengan motif penggandaan uang. Ia mempromosikan jasanya melalui sosial media facebook. Sehingga, korbannya tidak hanya berasal dari Banjarnegara. Tohari mengaku bisa menggandakan uang hingga Rp5 miliar jika mahar yang diberikan korban sebesar Rp70 juta.  

Namun, setelah sekian lama korban merasa tidak ada kejelasan dari Tohari, korban lantas menemui pelaku. Pelaku yang kesal ditagih terus menerus, maka memilih meracun korban dengan racun ikan yang dicampur obat penenang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Heri Dwi Okta R)